Waktu akan terus berjalan, seperti detik-detik putaran waktu pada jam dinding yang berderak. Waktu terus saja berputar tanpa bisa dihentikan, tapi waktu bukan jam dinding itu, yang setiap saat bisa kau ubah, bisa kau percepat atau kau perlambat sesuai kehendakmu. Waktu akan terus saja merambat, hingga kau tersadar sudah kau kemanakan waktumu selama ini? Mungkin semua yang telah kita kerjakan selama ini adalah pertukaran yang adil. Semua sudah berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.
Aku selalu bertanya pada diriku, berapa sisa waktuku? Dan hanya waktu pula yang bisa menjawabnya. Lalu hendak kubawa sisa perjalananku ini? Pernahkah kalian tanyakan itu? Sudahkan kalian belajar apapun dari kehidupan kalian? Mungkin kita harus belajar dari kehidupan kita , hingga kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dan jika waktu kita tiba, kita akan masuk dalam golongan penghuni surga.
Beribu pertanyaan sering muncul dibenakku, otakku seperti lelah dan gelap, seperti langit yang menghitam seperti malam ini. Langit yang terus bergemuruh seperti usus salah cerna. Kemana akan kubawa sisa pejalanan ini? Yang pasti berusaha menjadi orang yang baik. Sungguh sangatlah beruntung orang yang memiliki banyak waktu untuk bisa memperbaiki diri. Andai saja aku bisa berseru pada para penjahat, aku ingin sekali mereka memperbaiki waktu yang telah mereka gunakan selama di lembah hitam. Tak tahukah kalian wahai para penjahat…, waktu telah memberikan banyak pelajaran berharga dan hikmah bagi kalian. Aku yakin hidup kalian tidak tentram dan terus merasa takut dan bersalah. Mungkin kalian bisa mendapatkan uang, tapi tidak ketentraman batin, karena dalam diri manusia pasti selalu ada sisi baik dan buruk. Ada sifat baik dan jahat, mungkin setiap waktu antara sisi baik dan jahat saling berperang hingga melelahkan jiwa dan raga kalian. Selalu berbuat jahat tak akan pernah menemukan kedamaian dan kebahagiaan, mumpung masih ada waktu, bertaubatlah.
Langit nampaknya telah menitikkan buliran-buliran sebening kristal, listrik mulai padam. Gelap sungguh terasa sangat gelap. Aku takut sekali dalam gelap, aku seperti tak bisa bernafas dalam gelap. Apakah jika waktu itu tiba, dimana kita dibaringkan dalam tempat kita yang terakhir akan gelap seperti ini? Atau lebih gelap lagi? Kita akan terbaring disitu sendirian, kedinginan, kesepian tanpa seorangpun yang menemani. Entahlah, mungkin amal kebaikan saja yang bisa jadi penerang bagi kita. Amal kebaikan kita di dunia akan menjadi penolong kita. Tapi jika berbuat jahat di dunia, maka kita akan mendapat siksa yang amat pedih. Aku tak sanggup membayangkannya lagi. Meskipun dengan membayangkannya bisa memacuku untuk terus berbuat baik. Melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Akan berakhir kemana aku? Apakah dalam siksaan-Nya dalam panggangan api neraka? Atau menjadi penghuni surga-Nya. Cuma amal perbuatan kita yang bisa menentukan.
Ada amal kebaikan yang harus selalu kita lakukan dalam hidup ini. Kejujuran, kesetiaan dan belas kasih. Sifat itu harus selalu ada dalam diri kita, karena dengan itu kita akan menjadi manusia yang baik. Lalu, manakah dari amal kebaikan itu yang paling penting? Kejujuran? Kesetiaan? Atau belas kasih? Kita tak bisa memilih salah satu diantaranya, karena mereka saling terkait , tidak ada yang bisa hadir tanpa yang lain. Kejujuran tanpa rasa belas kasih terlalu kasar untuk bisa menghasilkan kebaikan. Rasa belas kasih tanpa kesetiaan tidak mempunyai kekuasaan sehingga tak bisa menolong orang-orang yang kita kasihi. Kesetiaan tanpa kejujuran bisa menyebabkan kita mengikuti orang yang salah. Semua amal kebaikan itu akan berjalan beriringan. Tanpa itu kita tak akan bisa memulai sesuatu yang baik.
Mungkin sisa perjalanan ini akan segera berakhir, dan akhir perjalanan ini adalah awal bagi perjalanan yang lain. Mungkin akan aku bawa sisa perjalanan ini ke arah kebenaran. Arah dimana aku bisa menghirup udara selembut sutera. Arah dimana lembah-lembah kebahagiaan memberiku tempat. Tak akan lagi ada kepahitan, karena biasanya pahit lebih lancar bercerita. Lalu hendak kalian bawa kemana perjalanan kalian?
hanya bisa berusaha berbuat sebaik-baiknya…mudah-mudahan diberi jalan…
Mudah-mudahan saja ya kak..
lain dengan kamu, aku tak pernah bertanya kapan waktuku akan tiba. enjoy aja lah… gak nyaman selalu memikirkan hal seperti itu
kuperhatikan kamu banyak bertanya-tanya tentang semua hal… coba deh dihitung ada berapa tanda tanya di cerita itu -banyak banget! cobalah berhenti mempertanyakan sesuatu, mulailah menjawab pertanyaan orang lain. get the point?
kalau kamu selalu mempunyai masalah dalam hidup, jangan mempertanyakannya, tapi syukurilah. beri nilai positif atas segala sesuatu. seperti yang YUI katakan: “justru karena hidup ini tidak mudah, maka itu aku bisa terus hidup”
atau yang dikatakan Pradana, Eduardo Aji (2009): “serutan mutlak diperlukan untuk menghasilkan pensil yang tajam”
Tuhan membentuk kita lewat waktu dan kehidupan untuk menjadikan kita lebih baik, sama seperti ungkapan dari kerajaan inggris: “tidak ada samudra yang tenang yang dapat menghasilkan marinir yang kuat”
Kita perlu bangga kita hidup dalam kesusahan dan sejauh ini kita masih dapat bertahan, dan aku yakin kita semua diberi kekuatan agar tidak jatuh dalam kelemahan. Pegang erat apa yang kamu yakini, berjuanglah raih hidup yang lebih baik.
Edo, aku akan berusaha, dari dulu aku memang suka bertanya, dengan bertanya aku bisa temukan jawabannya..
Tapi kalau pensil terlalu tajam bisa bikin
tangan kita terluka..
Aku suka perubahanmu sekarang, engkau tampak lebih bijak..
kalo pensil tajam bisa terluka? hahaha makanya kalo nulis jangan sampai ketiduran
Lho koq tau sih? Tapi emang bisa bikan tangan terluka kan? Kalau nggak percaya coba ja..
yeeee bisa bikin luka gimana…. gak pernah tuh…. makanya pensil itu dibawah tangan bukan diatas tangan… dasar aneh ^^
oiya…. rasanya tulisan kamu semakin hari semakin susah kubaca… apa aku kurang bertapa ya? apa dewasa ini gaya penulisan orang-orang kayak kamu? soalnya aku jarang baca buku akhir2 ini
Apa ada huruf yang tidak jelas?
Bertapa? Iya kali..
Seringlah baca buku
Sebaik Baiknya Manusia adalah Seberapa Besar manfaat Yang ia berikan bagi orang lain.
Jadi sudahkah kita memberi manfaat ??
Semoga saja ada manfaat yang telah dan akan kita berikan.
Rasa-rasanya aku belum bisa bermanfaat bagi orang lain 😦
aku nggak guna..
Tulisanmu sudah memberi manfaat bagi banyak orang desya. Tiap orang memberi manfaat dengan kemampuan dan kapasitasnya masing2.
🙂
Kita gak tau berapa lama lagi sisa perjalanan, yg penting adalah akhir ato ujung perjalanan.
Bakal happy ending ato sad ending..
Hehe keq film aja ya, tp ada yg bilang dunia ini adalah panggung sandiwara :-D..
Dengan bersyukur kita bisa menikmati perjalanan ini, gak perduli susah senang.. 🙂
Kalau saja aku bisa bikin happy ending..
Selalu bersyukur dan ikhlas ya..
jangan takut gelap, dek…
jangan takut mati…
toh mati itu sesuatu yang harus kita hadapi siap gak siap…
so, ya.. seperti kata adek…
semua amal kebaikan akan berjalan beriringan…
dan semoga kita sempat berbuat sebanyak2nya kebaikan untuk bekal kita mati..
amiin…
iya kak, tapi aku kadang merasa takut banget kak…
apalagi kalau gelap gitu, kayak nggak bisa bergerak …
aku akan berusaha menjadi orang baik kak…, thx ya…
ya…semoga di akhir perjalanan
ketika dilahirkan kita menangis,
dan orang2 di sekitar kita tersenyum bahagia
maka bila telah tiba waktu yang telah dijanjikanNya,
orang2 di sekitar kita menangis
sedangkan kita tersenyum bahagia menemuiNya
wah iya kak, kata-kata yang menarik sekali…
semoga saja aku bisa tersenyum kalau waktuku tiba kak…
mohon doanya ya kak….
A sedang menikmati perjalanan itu dik
Semangat!
kita semua sedang berjalan ke arah sana kak…
semangat juga ya…
malam sahabat..
blue telah balik ke gardunya nich
main dong ok
salam hangat selalu
selalu blue memberikan semangat tuk perjalananmu sahabat.
sukses selalu ya
malam juga blue sahabatku…
iya aku akan mapir ke gardu kamu deh..
thx ya….
nice post…ada pepatah bilang ” gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang akan tetapi bila manusia mati selalu meninggalkan amal & budi pekerti ” so semangat truss 😀
thx kak…
kalau manusia mati memang seharusnya meninggalkan nama yang baik didunia dan membawa amal kebaikan ke akhirat
semoga kita bisa ya kak…
mencoba membawanya ke arah yang lebih baik
yup…..
semoga bisa ya kak…
berusaha menjalani hidup dengan Kejujuran, kesetiaan dan belas kasih 🙂
sebaik – baiknya !!
iya kak eka…
kalau kita berusaha pasti bisa melakukannya.. 🙂
siang sahabat
mengtigapuluhkan aza dech
met berakhir pekan sahabata
salam hangat selalu
perjalanan ini begitu melelahkan, tanpamu….
bismillah…
Allahumma ij’alnaa min ‘ibaadikash shoolihien…
Allahumaa inaa nas-aluka husnal khootimah, wa na’uudzubika min suu-il khootimah…
amien Yaa Robbal alamien..
Allahumma amien….
hai rara…
tidak ada perjalanan yang selalu mulus
juga tidak ada perjalanan yang selalu bergelombang…
keduanya saling mengisi dan keduanya harus kamu lewati dengan usaha dan doa ^^
hai kakak…
iya kak, semua perjlanan pasti ada rintangannya, semoga kita bisa sampai ke tujuan dengan selamat ya kak…
Kata-katamu sungguh bijak, Radesya. Saya suka sekali.
Oh, ya, ada yang sedikit mengganjal: “aku ingin sekali mereka memperbaiki waktu”. Menurutku yang masih bodoh ini, waktu tidaklah bisa diperbaiki. Yang bisa diperbaiki adalah diri, perbuatan, sikap. Waktu bukanlah ranah perbaikan. Karena waktu adalah Tuhan itu sendiri. Salah satu nama-Nya adalah ad-Dahr (Sang Waktu). Wallahu a’lam.
Maksud aku seperti itu Om.., aku ingin semua orang bisa memperbaiki dirinya diwaktu lalu saat berbuat salah.., dan bisa berbuat yang benar kedepannya
blue selalu datang tuk menyapa mu sahabat
semangat ok
salam hangat dalam dimensinya bue